Thursday, September 15, 2005

pendekar bebek bertattoo

kwek kwek kwek...

beratus-ratus bebek berjalan beriringan dengan rapi di pematang sawah. seorang bercaping berdiri tepat di belakang mereka, menjaga agar mereka tetap dalam jalurnya.

dalam keadaan pedesaan yang tenang dengan semilir anginnya yang dingin, tiba-tiba muncul suatu sinar dengan terang yang amat sangat. para bebek terkesima, tak tertinggal sang bercaping. untung aku menggunakan cengdemku ini, kata sang bercaping dalam hati.

makin lama terang tersebut mulai mereda, dan sebagai gantinya terlihat seorang perempuan menggunakan kostum selayaknya star trek yang serba ketat. si perempuan melepas cengdemnya dan menyapa sang bercaping, selamat sore, saya PJ, saya datang dengan damai.

setelah sang bercaping tak silau melihat PJ, segera ia melepas cengdemnya. selamat sore juga, saya sang petani bekbek... saya terima damai anda.

setelah bertahun-tahun lamanya, PJ dan sang bercaping bertemu tak sengaja seperti pada awalnya - sinar terang- tercengang - berteman dekat, tanpa mengusik kehidupan pribadi.

namun sore itu, di bawah pu'un damai, setelah sekian tahun PJ tidak nampak lagi, sang bercaping mulai merasakan sesuatu yang sudah lama dia tidak rasakan selama berpuluh-puluh tahun lamanya, dia akhirnya mencurahkan perasaannya pada sang penjual jamu yang biasanya mangkal di bawah pu'un itu, katanya, aku merindukannya. sang penjual jamu merasa tertegun dengan curhatan sang bercaping, mengapa?, tanyanya. dia membuatku merasa seperti ini, jawab sang bercaping sambil menerawang jauh.

berjam-jam lamanya setelah itu, serombongan perampok berkuda mendekati pu'un damai itu. pu'un itu adalah gerbang masuk desa damai. sebuah desa yang dinamai sama dengan pu'unnya.

berbagai unggas yang hinggap di pu'un itu beterbangan mendengar riuh derap kaki kuda yang diikuti oleh debu yang berterbangan. sang bercaping yang selalu menghadap ke bawah kemudian mengintip kejadian itu dari balik capingnya.

tiba-tiba scene berubah dari penjual jamu yang ketakutan, menjadi ke scene bebek-bebek yang bengong karena sang bercaping tidak ada di tempatnya lagi. sang penjual jamu menjadi semakin takut. dipanggilnya sang bercaping berkali-kali... SB... SB... kamu di mana? saya takut...

gerombolan kuda semakin mendekat... tinggal beberapa puluh meter lagi. debu semakin jelas terlihat. ringkikan kuda dan teriakan para perampok jelas terdengar. sang penjual jamu merapatkan tubuhnya di pu'un damai. beratus-ratus bebek itu pun kocar-kacir mencari selamat di balik pu'un damai.

tiba-tiba... CIYYYYYYYYYYYYYYYYYYAAAAAAAAAAAAAAATTT !!!

*bersambung*

Source Image: Warren Gebert

pendekar bebek bertattoo (#2) : kembalinya PJ

... tiba tiba....

CIYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAATTTT !!!!

sang penjual jamu melihat ke atas, dan menemukan seorang yang terbang turun dari ranting pu'un damai. dengan samurainya yang panjang, dengan gaya terbang yang membuat kostum putih sang pendekar melambai-lambai tertiup angin.

rombongan perampok kaget mendapatkan sang pendekar yang sudah landing di depan mereka. serta merta mereka semua memberhentikan kuda-kuda mereka.

hey kalian, ada apa datang ke desa damai?, tanya sang pendekar.

minggir kamu!

tidak! jangan ganggu ketenangan desa damai!

dan bertempurlah mereka...

sang penjual jamu melihat kejadian itu dengan pandangan ala garfield. dia merasakan sesuatu yang berbeda. benci dengan peperangan, namun kagum dengan kekerasan sang pendekar menjaga perdamaian, walaupun dengan cara berperang.

tiba-tiba sang penjual jamu melihat bahwa sang pendekar memerlukan pertolongan. nampak ragu-ragu sang penjual jamu. iya... tidak... iya... tidak.. dan akhirnya...

sebuah lampu yang sangat terang muncul dari sang penjual jamu. bebek-bebek itu kaget lagi. ada yang sempat pakai cengdem, ada yang tidak.

sang penjual jamu berubah!

PJ!

PJ kemudian beraksi membantu sang pendekar. sang pendekar melihat sebentar kepada PJ, ada kegembiraan dan kelegaan tak tertahankan dimatanya. diberinya tanda anggukan kepada PJ, dan dibalasnya dengan anggukan yang sama. mereka saling menempelkan punggung. scene beralih, sang pendekar mengangkat samurainya, dan PJ dengan tongkat besinya.

bak buk bak buk!

dan singkat cerita, mereka berdua berhasil menghalau kawanan perampok.

PJ dan sang pendekar melihat para perampok menjauhi mereka.

mereka kemudian saling melihat. tersenyum, dan saling bersalaman.

saya PJ, kata si wanita.

saya SB, kata si pria.

PJ? penjual jamu? pikir SB.

SB? sang bercaping? pikir PJ. bukan, samurai bekbek, kata SB, membaca pikiran PJ.

saya jatuh cinta dengan kehidupan damai ini, kata PJ pada SB ketika ditanya mengapa tidak pernah kembali lagi. dan aku menyaru menjadi sang penjual jamu.

dan kamu sendiri, mengapa selama ini saya ngga tahu kamu adalah sang pahlawan desa ini? saya hanya tahu kamu seorang petani bekbek, sang bercaping.

saya memang sang pendekar bertattoo, yang banyak orang bicarakan itu, namun saya lelah dengan kehidupan itu. i prefer my soulfull life, dengan jadi petani bekbek.

jadi, bagaimana dengan 'kita'?, tanya si wanita.

*bersambung*

Image Source: Warren Gebert

pendekar bebek bertattoo (#3) : searching for our sofa

di pagi yang indah itu, PJ sedang bertengger di pu'un damai sambil memakan lemon cheesecake-nya. bir di tangan kiri, dan tongkat besi disebelah kanan, dipegang2nya selain menyuapkan kuwe kegemarannya itu.

PJ... kamu pain?

PJ melengok ke bawah. dilihatnya SB sedang mendongak ke atas mencarinya.

lagi sarapan, jawabnya.

SB terbang ke dahan pu'un tempat PJ bertengger, dan duduk menemaninya.

SB dan PJ duduk berganti posisi berkali-kali. lalu kata SB, lebih baik kita cari sofa buat kita... biar enak duduknya. PJ mengangguk, dan memasang tanda out of office: searching for our sofa di bawah pu'un damai tempat PJ biasa berjualan jamu.

PJ dan SB beterbangan kesana kemari mencari sofa yang mereka maui berdua. beberapa toko sofa didatangi tetapi masih belum pas juga. terlalu panjang, terlalu pendek, terlalu ungu, terlalu empuk, terlalu dingin...

diperjalanan melanjutkan mencari sofa, SB berkata kepada PJ,

laper ga?

PJ mengangguk, ngebir yuk?

SB terbiasa dengan jawaban PJ yang tidak pernah nyambung jika ditanya. mereka kemudian menemukan cafe yang cukup cozy. SB yang old fashioned memesan cheese cake seperti biasa, dan PJ bir.

PJ kemudian membuka gadgetnya dan mulai tut tit tut tit memencet tombol huruf2-nya.

tit tit tit tit...

henpon SB berbunyi,

ini sofanya enak deh, gimana kalo sofa ini aja kita bawa pegi? sender PJ.

SB melihat pada PJ, iya, enak juga ya? katanya pada PJ. tapi masa iya kita bawa begitu saja? you gendeng kaya galundeng!, kata SB pada PJ.

could this be our sofa?, PJ masih melirik pada sofa itu. sofa yang tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, sedang-sedang saja mak, seperti lagu itu. tidak terlalu keras, pun tidak terlalu empuk. pas pokoknya. tidak terlalu hitam, dan tidak terlalu putih. tempatnya di pojokan, jauh dari keramaian orang, sehingga apa yang dilakukan bisa menjadi diri sendiri tanpa harus berpura-pura lagi.

gendeng kaya galundeng... bloon PJ ah! cium SB di pipi PJ.

PJ melolot. kaget.

SB!!!!!!!!!

dan SB terbang mendahuluinya sambil tertawa.

bagaimana dengan 'kita'?, pikir PJ sambil terbang perlahan menembus awan putih. PJ sedih.

*bersambung*

Source Image: Warren Gebert

pendekar bebek bertattoo (#4) : lemon cheesecake

setelah bertahun-tahun kedamaian di desa damai terjaga berkat kedua pendekar, keadaan di pu'un damai menjadi ramai karena banyaknya burung-burung yang bertengger di sana. semua senang, semua bahagia. semua damai.

yang berbeda hanya satu, SB.

SB nampak tidak bahagia seperti biasanya setelah berbulan-bulan. PJ mengetahui hal ini, namun tak kuasa untuk bertanya. SB mendengar dari stasiun radio 'forcast of the world' bahwa keadaan pujangga di abad ke-22 sangat baik, tidak seperti di abad ke-15, saat ini. SB hanya bisa curhat kepada bebek-bebeknya saja.

SB, kenapa ga diterusin tulisannya?

gak aja

kenapa?

bloon PJ ah, nanya terus.

akhirnya PJ mendapatkan berita keinginan SB untuk ke abad 22, setelah sang seribu bebek tidak kuasa untuk mendengar kepedihan SB. PJ kemudian memutuskan untuk mengoperasikan transporternya yang selama bertahun-tahun ini dia sembunyikan dibawah tumpukan guguran daun pu'un damai. demi SB, katanya pada diri sendiri.

SB, pakailah transporter ini, pergilah ke abad 22, aku rela. hanya berjanjilah bahwa kamu pergi tidak mengecewakan desa damai yang kamu tinggali.

SB memandang mata PJ dengan sendu, akhirnya berbinar.

makasih PJ

dan berangkatlah SB ke abad ke 22.

PJ bisa melihat kegiatan SB di abad 22. dengan kecanggihan teknologi yang dimilikinya, dia bisa melihat SB tinggal menyendiri di atas bukit, yang menghadap ke laut. hidup tersohor sebagai penulis yang buku-bukunya sangat laris.

PJ membaca tulisan SB yang tertinggal:

... I studied the menu and saw lemon cheesecake again which was slightly more expensive than the plain cheesecake, obviously. I was always one that went for the old fashioned way when it came to food and drinks so I started to automatically think of ordering the plain one. The way I run my life was complicated enough and I could use a few basic simple way of living like a plain bagel instead of a cinnamon taste one or a cold beer instead of those colorful designer cocktails...

sigh... lemon cheescake katanya. whats so special about lemon cheesecakes? bingung soal kalimat itu, namun sedih hatinya tidak ada SB untuk bertanya.

bertahun-tahun berlalu dengan mulusnya. PJ menjaga ketentraman desa tanpa SB disampingnya. selain kebahagiaan yang dipunyai PJ, ternyata ada sesuatu yang kurang. SB.

i miss him so much.

akhirnya, PJ menitipkan kedamaian desa pada pendekar seberang, dan menyusul SB.

sesampainya di abad ke-22, PJ menemukan suatu toko buku yang sedang launching buku SB.

"LEMON CHEESECAKE"


wah, ternyata memang benar. SB menjadi penulis tersohor. dalam hati PJ merasakan kebahagian untuk SB. PJ bahagia untuk SB. kerinduannya bak bendungan bocor, dia berlari menghampiri SB yang sedang sibuk menandatangani buku untuk para fans.

SB! apakhabar? hambur PJ mendekati SB sambil berlari.

namun tiba-tiba...

dua orang berpakaian jas hitam dengan kacamata menutupi jalannya, seperti melindungi sang penulis.

kenapa ini?, tanya PJ

siapa kamu?, kata SB

SB! jangan becanda! ini aku. PJ.

PJ?

*bersambung*

Image source: Warren Gebert

pendekar bebek bertattoo (#5) : perginya PJ

PJ?
ya aku tahu siapa kamu... aku ingat siapa kamu.
tampak muka SB tersembul di antara pengawal pribadinya.

PJ lega. Dia pikir SB telah melupakannya selama ini.
PJ mendekat dengan tersenyum, berharap bisa memeluk sahabatnya itu.
PJ sangat rindu dengannya. banyak pertanyaan yang akan ditanyakan kepadanya. terutama soal arti tentang lemon cheesecake.
PJ berusaha menerobos dua laki-laki berpakaian serba hitam yang menutupi SB.

sewaktu tangan PJ hendak memeluk SB, tiba-tiba SB berdiri dan berteriak

bagaimana saya bisa lupa?
kamu perempuan yang terlalu banyak aturan!
kamu perempuan yang super super sensitif!

PJ tertegun mendengar SB
PJ tidak bisa berkata apa-apa. tangannya bergetar. bibirnya bergetar.

baru kali ini ada orang yang berani mengatakan kata-kata itu kepada saya!, suara PJ bergetar.
antara sedih dan marah
tidak siap mendapatkan serangan tiba-tiba dari SB

kenapa?
kenapa tiba-tiba kamu yang merasa menjadi korbannya saat ini?
selama ini saya menerima kamu seperti kamu apa adanya
tapi kali ini saya tidak bisa menerimanya lagi
memang kamu terlalu banyak aturan!
SB melanjutkan

PJ tertegun.
selama ini dia ternyata menyembunyikan perasaan tak suka itu terhadap saya
PJ sangat sedih mendapatkan pernyataan jujur SB barusan.

kenapa kamu baru bilang sekarang?
kenapa dulu seperti baik-baik saja?
kenapa kamu harus berteriak seperti itu SB?

jawab SB
jika memang kamu nggak suka cara saya bicara, ya beginilah saya
it will happen again!

terasa suatu yang teriris-iris di dada PJ.
hatinya

mengapa kamu melukai saya SB? apa salah saya? mengapa kamu ngga pernah bilang itu dari dulu?
berondong PJ

kamu sakit? im sorry! kamu memang perempuan yang super-super sensitif!
tapi saya nggak bisa merubah cara saya bicara!

saya nggak pernah menyuruh kamu untuk merubah apa-apa SB

tapi sepertinya kamu menyuruh saya untuk melakukan itu!

SB!
berentilah menyalahkan orang!
saya hanya datang padamu sekarang sebagai teman...

hati PJ hancur berantakan,
dia tahu mengapa dia bisa sakit seperti itu, lebih sakit rasanya dibandingkan terkena seribu tusukan panah musuh,
karena tanpa PJ sadari, dia telah membuka hatinya,
untuk SB

PJ pergi meninggalkan SB begitu saja dengan kepala tertunduk lesu.
dia terbang, entah kemana, dengan menutup hatinya lagi.

*tamat*

Image Source: Warren Gebert