Thursday, September 15, 2005

pendekar bebek bertattoo (#2) : kembalinya PJ

... tiba tiba....

CIYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAATTTT !!!!

sang penjual jamu melihat ke atas, dan menemukan seorang yang terbang turun dari ranting pu'un damai. dengan samurainya yang panjang, dengan gaya terbang yang membuat kostum putih sang pendekar melambai-lambai tertiup angin.

rombongan perampok kaget mendapatkan sang pendekar yang sudah landing di depan mereka. serta merta mereka semua memberhentikan kuda-kuda mereka.

hey kalian, ada apa datang ke desa damai?, tanya sang pendekar.

minggir kamu!

tidak! jangan ganggu ketenangan desa damai!

dan bertempurlah mereka...

sang penjual jamu melihat kejadian itu dengan pandangan ala garfield. dia merasakan sesuatu yang berbeda. benci dengan peperangan, namun kagum dengan kekerasan sang pendekar menjaga perdamaian, walaupun dengan cara berperang.

tiba-tiba sang penjual jamu melihat bahwa sang pendekar memerlukan pertolongan. nampak ragu-ragu sang penjual jamu. iya... tidak... iya... tidak.. dan akhirnya...

sebuah lampu yang sangat terang muncul dari sang penjual jamu. bebek-bebek itu kaget lagi. ada yang sempat pakai cengdem, ada yang tidak.

sang penjual jamu berubah!

PJ!

PJ kemudian beraksi membantu sang pendekar. sang pendekar melihat sebentar kepada PJ, ada kegembiraan dan kelegaan tak tertahankan dimatanya. diberinya tanda anggukan kepada PJ, dan dibalasnya dengan anggukan yang sama. mereka saling menempelkan punggung. scene beralih, sang pendekar mengangkat samurainya, dan PJ dengan tongkat besinya.

bak buk bak buk!

dan singkat cerita, mereka berdua berhasil menghalau kawanan perampok.

PJ dan sang pendekar melihat para perampok menjauhi mereka.

mereka kemudian saling melihat. tersenyum, dan saling bersalaman.

saya PJ, kata si wanita.

saya SB, kata si pria.

PJ? penjual jamu? pikir SB.

SB? sang bercaping? pikir PJ. bukan, samurai bekbek, kata SB, membaca pikiran PJ.

saya jatuh cinta dengan kehidupan damai ini, kata PJ pada SB ketika ditanya mengapa tidak pernah kembali lagi. dan aku menyaru menjadi sang penjual jamu.

dan kamu sendiri, mengapa selama ini saya ngga tahu kamu adalah sang pahlawan desa ini? saya hanya tahu kamu seorang petani bekbek, sang bercaping.

saya memang sang pendekar bertattoo, yang banyak orang bicarakan itu, namun saya lelah dengan kehidupan itu. i prefer my soulfull life, dengan jadi petani bekbek.

jadi, bagaimana dengan 'kita'?, tanya si wanita.

*bersambung*

Image Source: Warren Gebert

0 Comments:

Post a Comment

<< Home