pendekar bebek bertattoo (#3) : searching for our sofa
PJ... kamu pain?
PJ melengok ke bawah. dilihatnya SB sedang mendongak ke atas mencarinya.
lagi sarapan, jawabnya.
SB terbang ke dahan pu'un tempat PJ bertengger, dan duduk menemaninya.
SB dan PJ duduk berganti posisi berkali-kali. lalu kata SB, lebih baik kita cari sofa buat kita... biar enak duduknya. PJ mengangguk, dan memasang tanda out of office: searching for our sofa di bawah pu'un damai tempat PJ biasa berjualan jamu.
PJ dan SB beterbangan kesana kemari mencari sofa yang mereka maui berdua. beberapa toko sofa didatangi tetapi masih belum pas juga. terlalu panjang, terlalu pendek, terlalu ungu, terlalu empuk, terlalu dingin...
diperjalanan melanjutkan mencari sofa, SB berkata kepada PJ,
laper ga?
PJ mengangguk, ngebir yuk?
SB terbiasa dengan jawaban PJ yang tidak pernah nyambung jika ditanya. mereka kemudian menemukan cafe yang cukup cozy. SB yang old fashioned memesan cheese cake seperti biasa, dan PJ bir.
PJ kemudian membuka gadgetnya dan mulai tut tit tut tit memencet tombol huruf2-nya.
tit tit tit tit...
henpon SB berbunyi,
ini sofanya enak deh, gimana kalo sofa ini aja kita bawa pegi? sender PJ.
SB melihat pada PJ, iya, enak juga ya? katanya pada PJ. tapi masa iya kita bawa begitu saja? you gendeng kaya galundeng!, kata SB pada PJ.
could this be our sofa?, PJ masih melirik pada sofa itu. sofa yang tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, sedang-sedang saja mak, seperti lagu itu. tidak terlalu keras, pun tidak terlalu empuk. pas pokoknya. tidak terlalu hitam, dan tidak terlalu putih. tempatnya di pojokan, jauh dari keramaian orang, sehingga apa yang dilakukan bisa menjadi diri sendiri tanpa harus berpura-pura lagi.
gendeng kaya galundeng... bloon PJ ah! cium SB di pipi PJ.
PJ melolot. kaget.
SB!!!!!!!!!
dan SB terbang mendahuluinya sambil tertawa.
bagaimana dengan 'kita'?, pikir PJ sambil terbang perlahan menembus awan putih. PJ sedih.
*bersambung*
Source Image: Warren Gebert
0 Comments:
Post a Comment
<< Home