e m o t i o n s
mmm...
aaahh...
mmm....
perempuan itu membuka matanya.
dilayangkan pandangannya ke langit-langit kamarnya yang dingin.
"sayang, kamu di mana?"
"di sini, sayang", suara dari seberang sana terdengar.
perempuan itu kemudian merasakan sesuatu didadanya.
[ gue dulu! gue dulu!, sahut sedih berlari-lari dengan sangat kencang.
no waaayy jooseeee....! sekarang ini waktu gue untuk keluar!, jawab marah.
ayuk dong ah, ajak senang menggamit lengan iri.
haha! kalian berdua ngapain ngesot di lantai? kaya gue dong, lari kenceng..., ledek dengki pada senang yang sedang membantu iri yang jatuh terpeleset kulit pisang.
kalian ga bisa ngalahin gue! udah deeeehhh... kali ini gue yang mesti menang!, teriak sedih sambil melihat ke belakang ]
si perempuan memegang dadanya yang telanjang, tangan satunya memegang gagang telepon yang masih nempel di telinganya.
"sayang (isak) kamu di mana?"
"sayang, kamu nangis? jangan ya? saya di sini", jawab suara di seberang.
"saya buka mata saya, dan kamu tidak ada di dekat saya.
saya kesepian (isak)"
[ tuuu kan! apa juga gue bilang! gue yang menang, gue dulu yang keluar!, sombong sedih.
ga adil! loe ama seneng menang berkali-kali akhir-akhir ini, gue ga loe kasih kesempatan! ga adil! jawab marah.
ah sudahlah marah, loe tuh dah berkali-kali menang dalam beberapa taun ini, kasih aja mereka kesempatan buat menang, napa si loe? celetuk iri ]
"jangan sayang, aku ada di sini buat kamu", jawab suara di seberang.
kipas angin yang menempel di dinding menyentorkan anginnya ke badan si perempuan.
diambilnya selimut, ditariknya menutupi sebagian dadanya yang telanjang dan katanya,
"i'm sorry, mood swing lagi. bingung mengontrol emosi saya jika sedang terbuka seperti ini (isak)"
"aku cintakan kamu, sayang"
(isak)
"saya kesepian"
Image taken by Tolelojing
aaahh...
mmm....
perempuan itu membuka matanya.
dilayangkan pandangannya ke langit-langit kamarnya yang dingin.
"sayang, kamu di mana?"
"di sini, sayang", suara dari seberang sana terdengar.
perempuan itu kemudian merasakan sesuatu didadanya.
[ gue dulu! gue dulu!, sahut sedih berlari-lari dengan sangat kencang.
no waaayy jooseeee....! sekarang ini waktu gue untuk keluar!, jawab marah.
ayuk dong ah, ajak senang menggamit lengan iri.
haha! kalian berdua ngapain ngesot di lantai? kaya gue dong, lari kenceng..., ledek dengki pada senang yang sedang membantu iri yang jatuh terpeleset kulit pisang.
kalian ga bisa ngalahin gue! udah deeeehhh... kali ini gue yang mesti menang!, teriak sedih sambil melihat ke belakang ]
si perempuan memegang dadanya yang telanjang, tangan satunya memegang gagang telepon yang masih nempel di telinganya.
"sayang (isak) kamu di mana?"
"sayang, kamu nangis? jangan ya? saya di sini", jawab suara di seberang.
"saya buka mata saya, dan kamu tidak ada di dekat saya.
saya kesepian (isak)"
[ tuuu kan! apa juga gue bilang! gue yang menang, gue dulu yang keluar!, sombong sedih.
ga adil! loe ama seneng menang berkali-kali akhir-akhir ini, gue ga loe kasih kesempatan! ga adil! jawab marah.
ah sudahlah marah, loe tuh dah berkali-kali menang dalam beberapa taun ini, kasih aja mereka kesempatan buat menang, napa si loe? celetuk iri ]
"jangan sayang, aku ada di sini buat kamu", jawab suara di seberang.
kipas angin yang menempel di dinding menyentorkan anginnya ke badan si perempuan.
diambilnya selimut, ditariknya menutupi sebagian dadanya yang telanjang dan katanya,
"i'm sorry, mood swing lagi. bingung mengontrol emosi saya jika sedang terbuka seperti ini (isak)"
"aku cintakan kamu, sayang"
(isak)
"saya kesepian"
Image taken by Tolelojing
0 Comments:
Post a Comment
<< Home